Artikel

Thursday, March 11, 2021

Simpati

Simpati adalah keikutsertaan merasakan (senang, susah, dan sebagainya) orang lain. Sifat ini diperlukan dalam bergaul dengan masyarakat.

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendirian. Manusia membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, manusia harus saling membantu. Dengan saling membantu, kita merasakan semacam ada ikatan atau persaudaraan di antara kita. Jika ada teman atau tetangga yang senang, kita juga merasa senang. Jika ada teman atau tetangga yang sedih atau menderita, kita bisa merasakan kesedihan atau penderitaannya. Inilah yang dimaksud simpati.

Anak-anak, setiap hari kalian bisa sekolah, bisa jajan, bisa bermain dengan senang, bisa makan sampai kenyang, bisa tidur dengan nyenyak di kasur yang empuk, dan sebagainya. Apakah kalian tahu, masih banyak anak yang seusia kamu tidak bisa bersekolah? Di beberapa daerah, baik di desa maupun di kota terdapat banyak anak yang tidak dapat bersekolah. Ada berbagai alasan mereka tidak dapat bersekolah, di antaranya membantu orang tua bekerja, orang tuanya sakit sehingga perlu ditunggu, tidak mempunyai biaya untuk sekolah, dan sebagainya.

Apakah kalian menyadari bahwa di tempat lain masih ada anak sekolah yang tanpa sepatu dan berseragam sekedarnya. Namun, semangat bersekolah masih tetap tinggi.

Banyak saudara kita yang bernasib kurang menguntungkan. Mereka miskin dan serba kekurangan. Banyak di antara mereka yang sudah tidak mempunyai ayah atau ibu, atau tidak mempunyai ayah dan juga ibu. Kita harus bersimpati kepada mereka. Jika kita diberi kelebihan, kita sebaiknya membantu mereka.

Contoh-contoh simpati di antaranya:
1. Merasa gembira jika teman atau orang lain mendapat kebaikan.

2. Merasa sedih jika teman atau orang lain mendapat kesusahan.

3. Mendengarkan curahan hati teman atau orang lain dengan baik hingga selesai.

4. Bersedia membantu atau mencarikan bantuan jika teman atau orang lain sangat membutuhkan bantuan.

5. Tidak menyuruh teman atau orang lain untuk melakukan sesuatu yang kalian sendiri tidak mau melakukannya. 

No comments:

Post a Comment