Artikel

Thursday, March 11, 2021

Mari Hidup Sederhana

Sederhana artinya tidak berlebihan dan tidak pula kikir. Jadi, ada di tengah-tengah antara berlebihan dan kikir. Contoh: seseorang ingin makan sate. Agar tidak mengeluarkan uang banyak, maka ia membeli sate hanya satu tusuk, padahal satu porsi isinya 10 tusuk. Orang yang membeli satu tusuk sate karena khawatir uangnya yang banyak berkurang, maka ia disebut pelit. Sedang orang yang membeli 20 tusuk sate untuk dirinya sendiri dikatakan sebagai orang yang berlebihan atau cenderung boros.

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-Furqan ayat 67

وَالَّذِيْنَ اِذَآ أَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتَرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا

Artinya:
"Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar." 

Kesederhanaan tidak akan membuat seseorang dilecehkan dan tidak dihormati. Nabi Muhammad saw. adalah seorang rasul dan seorang pemimpin yang agung, yang mempunyai kekuasaan yang sangat luas. Meskipun tinggi kedudukan Nabi Muhammad saw. tetapi beliau tidak ingin hidup bermewah-mewahan. Menurut riwayat, Nabi Muhammad saw. mempunyai rumah yang sangat kecil. Beliau selalu tidur beralaskan sehelai tikar, dan kalu bangun dari tidurnya akan terlihat ada bekas tikar di pipinya. Umar bin Khattab pernah mengetahui dengan mata kepalanya sendiri keadaan Nabi Muhammad saw. yang demikian. Air matanya sampai mengalir deras melihat keadaan Nabi Muhammad saw. Sikap Umar yang demikian sangat wajar karena Umar sangat menyayangi dan sangat menghormati Nabi Muhammad saw. melebihi apa pun dan siapa pun. 

Nabi Muhammad saw. menghindari hidup bermewah-mewahan. Sebagai pemimpin tertinggi umat Islam dan sebagai pemimpin dari raja-raja taklukan, sangat mudah bagi nabi untuk mendapatkan kekayaan dan kemewahan. Perilaku ini kemudian dicontoh oleh para sahabatnya dan para khalifah sesudah beliau. Khalifah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, khalifah Utsman bin Affan, khalifah Ali bin Abi Thalib, khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang-orang yang hidup sederhana. Meskipun hidup sederhana, mereka tetap dihormati dan dimuliakan oleh umat Islam.

Kita harus meneladani perilaku Nabi Muhammad saw. dalam hal hidup sederhana sebab Nabi Muhammad saw. adalah uswatunj hasanah kita (contoh yang baik bagi kita). Seandainya kita ditakdirkan sebagai orang kaya, kekayaan kita tidak boleh kita gunakan untuk foya-foya atau dihambur-hamburkan. Kekayan itu bisa disalurkan untuk membantu fakir miskin dan kegiatan-kegiatan yang bernilai ibadah. Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi dan khalifah ke-3 dari khulafaurrasyidin. Beliau orang kaya, tapi beliau hidup sederhana. Kekayaannya digunakan untuk mengembangkan agama Islam dan menolong orang-orang yang membutuhkan.

Apa keuntungan hidup sederhana? Banyak keuntungan yang bisa didapat dari hidup sederhana, antara lain seperti berikut.
1. Orang yang hidup sederhana berarti telah mengamalkan ajaran agama atau perintah Allah Swt. dan orang tersebut mendapat pahala.

2. Orang yang hidup sederhana berarti telah mampu melawan godaan setan yang mendorong hidup boros.

3. Orang yang hidup sederhana biasanya rendah hati, dan disenangi banyak orang.

4. Orang yang hidup sederhana tidak akan ditimpa penyakit resah gelisah.

5. Orang yang hidup sederhana tidak akan pernah mengambil harta orang lain.

Kita harus bisa hidup sederhana. Semua orang bisa hidup sederhana, tergantung pada kemauannya. Mulailah dengan niat yang ikhlas untuk hidup sederhana, karena hidup sederhana adalah perintah Allah Swt. Setelah berniat untuk hidup sederhana, maka kemudian kita biasakan makan-minum secara sederhana tidak berlebihan, menggunakan uang jajan secukupnya sesuai kebutuhan, membeli pakaian tidak selalu mengikuti model, demikian seterusnya.

Kalau hidup sederhana tidak dimulai dari sekarang, maka sikap boros itu pun akan terus berlanjut sampai hari tua. Bahayanya, kalau sikap boros itu suatu ketika tidak dapat terpenuhi, maka timbullah berbagai macam permasalahan, seperti gelisah, marah, mengambil barang orang lain, dan menghalakan segala cara.

No comments:

Post a Comment