Nabi Muhammad saw dikenal sebagai orang yang jujur oleh masyarakat Arab pada saat itu. Kejujuran belia tidak hanya terlihat sesudah beliau diangkat sebagai rasul, tetapi sudah tampak diangkat menjadi rasul.
Ketika masih remaja Nabi Muhammad diajari berdagang oleh pamannya. Setelah itu, beliau mulai berdagang dengan menjualkan barang dagangan milik saudagar kaya yang bernama Khadijah binti Kuwailid. Dagangannya laku keras karena kejujuran beliau dalam berdagang. Karena kejujuran beliau pulalah Khadijah merasa tertarik dengan beliau dan kemudian menjadi istri beliau.
Pada usia 35 tahun, Nabi Muhammad saw ikut membantu orang-orang kafir Quraisy dalam membangun Ka'bah. ketika pembangunan hampir selesai, maka tibalah peletakan Hajar Aswad. peletakan Hajar Aswad ini sangat penting bagi masyarakat Arab, khususnya orang-orang Quraisy karena berhubungan dengan kehormatan suku suku bangsa Quraisy. Mereka akan merasa terhormat jika bisa meletakan Hajar Aswad ke tempatnya. Oleh karena itu, masing-masing suku berkeinginan untuk mendapat kesempatan itu sehingga hampir saja terjadi pertumpahan darah antarmereka. pertumpahan darah urung terjadi setelah ada yang mengusulkan agar Muhammad yang menempatkan Hajar Aswad itu ke tempatnya. Akhirnya masing-masing suku setuju karena Nabi Muhammad saw dikenal oleh mereka sebagai orang yang jujur.
Nabi Muhammad menyetujui keinginan mereka, Nabi Muhammad kemudian membentangkan selembar kain. batu Hajar Aswad itu diletakkan di atas kain. Nabi Muhammad saw meminta para kepala suku atau kepala kabilah untuk memegangi ujung-ujung kain itu. mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad bersama-sama. Setelah sampai di dekat tempat peletakkannya, Nabi Muhammad saw mengangkat Hajar Aswad itu dan meletakkannya di tempatnya. Masyarakat Quraisy merasa puas dan memberi gelar kepada Nabi Muhammad saw yaitu Al Amin artinya orang yang dapat dipercaya.