Artikel

Thursday, November 26, 2020

Nabi Muhammad saw. mendapat gelar Al Amin

    Nabi Muhammad saw dikenal sebagai orang yang jujur oleh masyarakat Arab pada saat itu. Kejujuran belia tidak hanya terlihat sesudah beliau diangkat sebagai rasul, tetapi sudah tampak diangkat menjadi rasul.

    Ketika masih remaja Nabi Muhammad diajari berdagang oleh pamannya. Setelah itu, beliau mulai berdagang dengan menjualkan barang dagangan milik saudagar kaya yang bernama Khadijah binti Kuwailid. Dagangannya laku keras karena kejujuran beliau dalam berdagang. Karena kejujuran beliau pulalah Khadijah merasa tertarik dengan beliau dan kemudian menjadi istri beliau.

    Pada usia 35 tahun, Nabi Muhammad saw ikut membantu orang-orang kafir Quraisy dalam membangun Ka'bah. ketika pembangunan hampir selesai, maka tibalah peletakan Hajar Aswad. peletakan Hajar Aswad ini sangat penting bagi masyarakat Arab, khususnya orang-orang Quraisy karena berhubungan dengan kehormatan suku suku bangsa Quraisy. Mereka akan merasa terhormat jika bisa meletakan Hajar Aswad ke tempatnya. Oleh karena itu, masing-masing suku berkeinginan untuk mendapat kesempatan itu sehingga hampir saja terjadi pertumpahan darah antarmereka. pertumpahan darah urung terjadi setelah ada yang mengusulkan agar Muhammad yang menempatkan Hajar Aswad itu ke tempatnya. Akhirnya masing-masing suku setuju karena Nabi Muhammad saw dikenal oleh mereka sebagai orang yang jujur.

    Nabi Muhammad menyetujui keinginan mereka, Nabi Muhammad kemudian membentangkan selembar kain. batu Hajar Aswad itu diletakkan di atas kain. Nabi Muhammad saw meminta para kepala suku atau kepala kabilah untuk memegangi ujung-ujung kain itu. mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad bersama-sama. Setelah sampai di dekat tempat peletakkannya, Nabi Muhammad saw mengangkat Hajar Aswad itu dan meletakkannya di tempatnya. Masyarakat Quraisy merasa puas dan memberi gelar kepada Nabi Muhammad saw yaitu Al Amin artinya orang yang dapat dipercaya.

    Kejujuran Nabi Muahmmad saw harus kita teladani. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu jujur. Kita harus selalu berkata dan berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita selalu jujur, maka kita akan dipercaya oleh orang lain. Akan tetapi, jika kita tidak jujur atau bohong, maka kita tidak akan dipercaya oleh orang lain. Contohnya
a.   Tidak mencontek saat ulangan
b. Jika berbelanja di warung atas perintah orang tua, uang kembalianya diberikan kepada orang tua kembali.

Thursday, November 12, 2020

Macam-Macam Cara Membersihkan Diri

1. Mandi
Mandi untuk menghilangkan kotoran.
Badan kotor karena berkeringat.
Debu-debu menempel di badan.
Juga ada banyak kuman
Mandi dumulai dengan membaca basmallah
Mandi menggunakan sabun.
Mengguyur badan dengan air bersih.
Jangan lupa menggosok gigi.
Gunakan handuk untuk mengeringkan badan.

 

2. Istinja’
Istinja’ untuk menghilangkan kotoran.
Kotoran setelah buang air kecil.
Juga setelah buang air besar.
Istinja bisa menggunakan air, kertas tisu, atau batu.

 

3. Berwudhu
Berwudhu sebelum shalat.
Badan dalam keadaan suci.
Berwudhu agar badan tetap suci.
Berwudhu membersihkan kotoran dengan air.
Apabila tidak ada air, bisa dengan debu.
Bersuci dengan debu disebut tayamum.
Shalat untuk menghadap Allah Swt.

Sikap Tolong-Menolong

 

Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia selalu berkaitan dengan orang lain. Manusia tidak bisa hidu sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain. Dalam hidup bermasyarakat kita harus tolong-menolong.

Tolong-menolong artinya saling membantu. Jika ada teman yang kesulitan, kita tolong. Jika ada teman yang sedih, kita hibur. Jika ada tetangga yang membutuhkan bantuan, kita bantu.

Firman Allah Swt

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى البِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى الإِثْمِ وَال‘ُدْوَانِ وَاتَّقُوْا اللهَ اِنَّ اللهَ شَدِيْدُ العِقَابِ (المائدة : 2)

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya-Nya.” (Q.S. Al-Maidah : 2)

Ada dua jenis tolong-menolong, yaitu:
1. Tolong-menolong dalam mengerjakan kebaikan dan takwa.
2. Tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Kita dianjurkan tolong-menolong dalam mengerjakan kebikan dan takwa. Kita dilarang tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Menolong harus dilakukan dengan ikhlas. Ikhlas artinya tanpa pamrih. Menolong dengan ikhlas akan mendapat pahala. Menolong dengan pamrih tidak mendapat pahala.

Orang yang suka menolong akan ditolong orang lain. Jika ditolong orang lain kita harus berterima kasih. Ucapan terima kasih untuk menghormati orang yang berjasa kepada kita.

Manfaat tolong-menolong di antaranya:
1. Mendapat pahala
2. Membuat orang yang ditolong merasa senang
3. Membuat orang yang ditolong merasa diperhatikan
4. Menciptakan kerukunan
5. Meringankan beban orang lain
6. Mempererat persaudaraan
7. Disayang Allah dan orang lain

Sikap Peduli

Peduli adalah sikap mau memperhatikan atau mau menghiraukan keadaan sesuatu atau keadaan orang lain. Oleh karena itu, kadang ada pernyataan ‘ia peduli terhadap keadaan orang lain.”

Rasa peduli dibagi menjadi dua, yakni peduli kepada sesama manusia dan kepada lingkungan. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan rasa peduli, di antaranya:
1. Tumbuhkan sikap positif pada diri kita seperti sifat berbaik                 sangka.
Dengan berbaik sangka kepada teman/orang lain, insya Allah kita bisa lebih dekat dengan teman/orang lain. Dengan lebih dekat, kita bisa mengetahui keadaan teman/orang lain sehingga timbul rasa peduli kita terhadap teman/orang lain.

2. Tumbuhkan keinginan untuk mengurangi beban penderitaan             teman/orang lain.
Bila kita mau peduli terhadap teman/orang lain kita bisa mengurangi beban penderitaan teman/orang lain dengan memberikan bantuan atau pertolongan. Semakin sering kita memberi bantuan kepada orang lain, kita akan semakin menyadari betapa berartinya hidup kita. Kita kan merasa beruntung tidak mengalami kesusahan atau penderitaan seperti yang dialami oleh orang lain.


Macam-Macam Hadas dan Najis Dan Cara Mensucikannya

Macam-Macam Hadas

Hadas dibedakan menjadi dua yakni hadas kecil dan hadas besar. Yang termasuk hadas kecil adalah buang air kecil, buang air besar, dan kentut. Yang termasuk hadas besar misalnya mimpi basah bagi laki-laki dan haid bagi perempuan. Orang yang berhadas kecil tidak sah jika hendak shalat, kecuali dia berwudhu atau tayammum dahulu. Wudhu merupakan salah satu syarat sah shalat. Sedangkan orang yang berhadas besar dia harus bersuci dengan cara mandi junub sebelum melaksanakan shalat. Jadi cara mensucikan hadas kecil dengan berwudhu, sedangkan hadas besar dengan mandi wajib (junub) atau bisa dengan tayammum ketika tidak terdapat air.


Macam-Macam Najis

1. Najis Mughaladah
Najis mughaladah adalah jenis najis yang paling berat. Yang termasuk najis jenis ini adalah babi dan air liur anjing. Jika memegang babi atau terkena air liur anjing, maka bisa mensucikannya dengan cara membasuh anggota tubuh yang terkena najis itu dengan menggunakan air hingga merata diulang-ulang sampai tujuh kali. Dan salah satu di antaranya dicampur debu atau tanah yang suci.

2. Najis Mutawasithah
Najis mutawasithah adalah najis yang sedang (tidak termasuk berat dan tidak termasuk ringan). Yang termasuk jenis najis mutawasitah adalah kotoran manusia, kotoran hewan, air kencing, dan darah. Najis jenis ini masih dibedakan lagi menjadi: 1) najis ‘ainiyah (najis yang kelihatan), misalnya air kencing yang masih basah, kotoran binatang, dan sebagainya. 2) najis hukmiyah (najis yang tidak kelihatan), nisalnya air kencing yang sudah mengering, dll. Cara mensucikan najis ini adalah dengan dibasuh berulang kali menggunakan air sampai hilang rasanya, baunya dan warnanya.

3. Najis Mukhafafah
Najis mukhafafah adalah najis yang paling ringan di antara najis-najis lain. Yang termasuk najis jenis ini adalah air kencing bayi laki-laki yang umumnya tidak lebih dari dua tahun dan belum makan apa-apa kecuali air susu ibu. Cara mensucikannya dengan memercikan air ke tempat yang terkena najis tersebut.

Sikap Saling Menghargai

    Manusia turun-temurun dari Nabi Adam a.s hingga sekarang. Manusia terbagi atas kelompok-kelompok. Masing-masing memiliki perbedaan, ada tinggi ada rendah, ada besar ada kecil, ada berambut keriting ada berambut lurus, ada yang rajin ada yang malas, dan sebagainya. 

    Sikap yang baik adalah menyadari perbedaannya. Anak yang satu bekerja, anak yang lain juga bekerja. Jika ada teman yang susah kita tidak boleh mengejeknya. Akan tetapi, santunilah dan hargailah mereka. Mereka pun akan menghargai kamu. Kita harus saling menghargai dalam kehidupan. menghargai pendirian, keyakinan dan pendapat orang lain. Sikap menghargai, menunjukkan hubungan yang baik antara orang yang satu dengan yang lain. 

Hikmah Zakat dan Orang-Orang yang Berhak Menerima Zakat



Dalam ayat Al-Qur'an di atas disebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat atau disebut juga mustahik

Penerima zakat ada delapan asnaf (golongan), seperti berikut.
1. Fakir, yaitu orang yang tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup     sehari-hari.
2. Miskin, yaitu orang memiliki pekerjaan tetapi tidak bisa                     mencukupi kebutuhannya.
3. Amil, yaitu orang yang mengurusi zakat.
4. Muallaf, yitu orang yang baru masuk Islam.
5. Hamba sahaya, yaitu budak yang akan dimerdekakan.
6. Gharim, yaitu orang yang banyak utang untuk maslahat umat             Islam.
7. Sabilillah, yaitu orang yang mengurusi hal-hal yang berguna bagi     umum.
8. Ibnu sabil (musafir), yaituorang yang dalam perjalanan tetapi             kekurangan bekal.

Hikmah Zakat
1. Sebagai rasa syukur kepada Allah atas karunia-Nya yang berupa         harta yang dimilikinya.
2. Untuk membersihkan harta orang yang berzakat (zakat mal) dan          untuk membersihkan jiwa orang yang     berpuasa (zakat fitrah).
3. Membantu orang yang kesusahan dan kesulitan dalam memenuhi     kebutuhan pokok sehingga bisa                menekan tindak                     kejahatan.
4. mempererat kasih sayang antara si kaya dan si miskin.
5. Menghilangkan sifat sombong, egois, dan kikir dari orang-orang         kaya atau mampu.
6. Melatih orang terutama orang kaya untuk saling beramal.
7. Mengingatkan  manusia bahwa harta dan kekayaan hanyalah             titipan dari Allah Swt.